www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini bukan mengenai Stasiun Ampera Jembatan Ampera Jawi جمبتن أمڤيرا Amanat penderitaan rakyat adalah sebuah jembatan di Kota Palembang Provinsi Sumatra Selatan Indonesia Jembatan Ampera yang telah menjadi semacam lambang kota terletak di tengah tengah Kota Palembang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi Jembatan Ampera merupakan ikon kota Palembang yang paling terkenal 1 Jembetan Amperaجمبتن أمڤيراKoordinat2 59 30 S 104 45 49 E 2 9917 S 104 7635 E 2 9917 104 7635 Koordinat 2 59 30 S 104 45 49 E 2 9917 S 104 7635 E 2 9917 104 7635Moda transportasiLalu lintas pejalan kakiMelintasiSungai MusiLokalPalembang Sumatra SelatanNama resmiJembatan Amperaجمبتن أمڤيرا Amanat Penderitaan Rakyat Nama lainJembatan Bung Karno 1965 1966 KarakteristikPanjang total224mBentang terpanjang61mJarak dari permukaan air9mSejarahDibuka30 September 1965Lokasi Daftar isi 1 Struktur 2 Sejarah 3 Keistimewaan 4 Referensi 5 Lihat pula 6 Pranala luarStruktur SuntingPanjang Jembatan 1 117 m lebar 22 m bagian tengah 71 90 m berat 944 ton dan dilengkapi pembandul seberat 500 ton semua bagian tengah bisa diangkat agar kapal kapal besar bisa lewat namun sejak tahun 1970 bagian tengah sudah tidak dapat diangkat lagi Bandul pemberatnya pada tahun 1990 dibongkar karena dikhawatirkan dapat membahayakan Tinggi jembatan ini 11 5 m dari atas permukaan air tinggi menara 63 m dari permukaan tanah dan jarak antara menara 75 m 2 3 Sejarah Sunting Pemandangan Jembatan Ampera di waktu malamIde untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang Seberang Ulu dan Seberang Ilir dengan jembatan sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang tahun 1906 Saat jabatan Wali kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville tahun 1924 ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya Namun sampai masa jabatan Le Cocq berakhir bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia proyek itu tidak pernah terealisasi 4 Pada masa kemerdekaan gagasan itu kembali mencuat DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan waktu itu disebut Jembatan Musi dengan merujuk nama Sungai Musi yang dilintasinya pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956 Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30 000 00 Pada tahun 1957 dibentuk panitia pembangunan yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV Sriwijaya Harun Sohar dan Gubernur Sumatra Selatan H A Bastari Pendampingnya Wali kota Palembang M Ali Amin dan Indra Caya Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan dan Kota Palembang yang didukung penuh oleh Kodam IV Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir yang berarti posisinya di pusat kota Bung Karno kemudian mengajukan syarat Yaitu penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961 dengan biaya sebesar USD 4 500 000 kurs saat itu USD 1 Rp 200 00 Pembangunan Jembatan Ampera dipusatkan di wilayah hilir yang merupakan kawasan pusat kota terutama kawasan 16 Ilir Sewaktu pembangunan Jembatan Ampera banyak sekali bangunan bangunan peninggalan Belanda yang dibongkar salah satunya pusat perbelanjaan terbesar Matahari atau Dezon Kantor listrik OGEM dan Bank ESCOMPTO Bangunan peninggalan Belanda yang tidak dibongkar hanya menara air atau waterleding yang sekarang digunakan sebagai Kantor Wali Kota Di bagian hulu banyak perumahan penduduk yang juga ikut dibongkar 5 Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962 setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang Bukan hanya biaya jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut 3 Pada awalnya jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno Menurut sejarawan Djohan Hanafiah pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu Bung Karno secara sungguh sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi 6 Pemandangan dari menara tower Jembatan Ampera Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965 sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan Pada saat itu jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara 7 Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966 ketika gerakan anti Soekarno sangat kuat nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera Amanat Penderitaan Rakyat 8 Sekitar tahun 2002 ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat 3 Keistimewaan SuntingPada awalnya bagian tengah dan bagian belakang dan bagian depan badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis dua bandul pemberat masing masing sekitar 500 ton di dua menaranya Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit Pada saat bagian tengah jembatan diangkat kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44 50 meter bisa lewat mengarungi Sungai Musi Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai 8 Sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi Alasannya waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya Pada tahun 1990 kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini 3 Referensi Sunting Shidqiyyah Septika 2018 12 21 Nurdiarsih Fadjriah Fahrudin Nanang ed Jembatan Ampera dari Masa ke Masa Ikon Kota Palembang Liputan6 com Diakses tanggal 2020 11 05 Jembatan Ampera sda pu go id 8 Februari 2018 a b c d Dibiayai Jepang Jembatan Ampera Dulu Bernama Bung Karno Detik com 6 Agustus 2007 Diakses tanggal 15 September 2007 Hanafiah Djohan 1988 82 Tahun Pemerintahan Kota Palembang Palembang Humas Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Melisa Melisa 2012 Ampera dan Perubahan Orientasi Ruang Perdagangan Kota Palembang 1920an 1970an Lembaran Sejarah 9 1 33 Tahun Sudah Jembatan Ampera Tak Bisa Naik Turun Lagi Kompas 19 April 2003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003 04 20 Diakses tanggal 15 September 2007 Pariwisata Palembang bumisriwijaya com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 03 05 Diakses tanggal 15 September 2007 a b Menunggu Wajah Baru Jembatan Ampera Tempo 31 Maret 2005 Diakses tanggal 15 September 2007 pranala nonaktif permanen Lihat pula SuntingJembatan Musi IIPranala luar Sunting Media terkait Ampera Bridge di Wikimedia Commons Situs Resmi Kementrian Pariwisata Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Jembatan Ampera amp oldid 23697830