www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Hasan Basri Brigjen TNI Purn Hasan Basry 17 Juni 1923 15 Juli 1984 adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan nasional Indonesia Ia dimakamkan di Simpang Empat Liang Anggang Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No 110 TK 2001 tanggal 3 November 2001 1 Hasan BasryPangdam X Lambung Mangkurat ke 1Masa jabatan 17 Juli 1958 24 September 1958PendahuluJabatan baruPenggantiLetnan Kolonel Inf A Wahab SjachranieRektor Universitas Lambung Mangkurat ke 1Masa jabatan 21 September 1958 1963PendahuluJabatan baruPenggantiMilonoInformasi pribadiLahir 1923 06 17 17 Juni 1923Kandangan Hulu Sungai Selatan BorneoMeninggal15 Juli 1984 1984 07 15 umur 61 JakartaPenghargaan sipilPahlawan Nasional IndonesiaKarier militerPihakIndonesiaDinas cabangTNI Angkatan DaratPangkatBrigadir Jenderal TNISatuanInfanteri Daftar isi 1 Riwayat Hidup 1 1 Masa Muda 1 2 Masa Revolusi Kemerdekaan 1 3 Pasca Revolusi Kemerdekaan 2 Peran di Bidang Pendidikan 3 Lihat pula 4 Referensi 5 Pranala luarRiwayat Hidup SuntingMasa Muda Sunting nbsp Hasan Basry menerima rangkaian bunga beberapa saat sesudah pertemuan dengan misi militer Belanda dan utusan PBB UNCI di Munggu Raya Kandangan 2 September 1949Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche School HIS yang setingkat sekolah dasar kemudian ia mengikuti pendidikan berbasis Islam mula mula di Tsanawiyah al Wathaniah di Kandangan kemudian di Kweekschool Islam Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo Jawa Timur 1 Masa Revolusi Kemerdekaan Sunting Setelah prolamasi kemerdekaan Hasan Basry aktif dalam organisasi pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya Dari sini ia mengawali kariernya sebagai pejuang Pada 30 Oktober 1945 Hasan Basry berhasil menyusup pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya Sesampainya di Banjarmasin Hasan Basry menemui H Abdurrahman Sidik di Pekapuran untuk mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia Selain itu melalui AA Hamidhan juga dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi sedangkan yang ke Kandangan dikirim lewat H Ismail Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry Pada tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan Belanda Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang tersisa dengan membentuk Benteng Indonesia 1 Pada tanggal 15 Nopember 1946 Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto menghubungi Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut Ia menempatkan markasnya di Haruyan Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu 1 Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit Sesuai dengan Perjanjian Linggarjati 25 Maret 1947 Belanda hanya mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa Madura dan Sumatra Berarti Kalimantan merupakan wilayah yang ada di bawah kekuasaan Belanda Akan tetapi Hasan Basry tidak terpengaruh oleh perjanjian tersebut Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan melawan Belanda Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian Renville 17 Januari 1948 Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah yang masih dikuasai RI yakni ke Jawa 1 nbsp Tanda pengenal Hasan Basry sebagai panglima ALRI Divisi IV A Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949 atau Proklamasi Kalimantan Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI DIVISI A dengan Belanda beserta penengah UNCI Pada kesempatan ini Jenderal Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI A sebagai bagian dari Angkatan Perang Indonesia dengan pemimpin Hassan Basry dengan pangkat Letnan Kolonel Kemudian pada 1 November 1949 ALRI DIVISI A dilebur ke dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat dengan panglima Letkol Hassan Basry Pasca Revolusi Kemerdekaan Sunting Selesai perang kemerdekaan dia melanjutkan pendidikan agamanya ke Universitas Al Azhar tahun 1951 1953 Selanjutnya diteruskan di American University Cairo tahun 1953 1955 Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1956 Hassan Basry di lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21 Komandan Territorial VI Kalsel Dan pada tahun 1959 ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan ormasnya Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960 Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh Presiden Sukarno namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah Kalsel tidak mentaati teguran presiden Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan peristiwa ini dikenal dengan sebutan Tiga Selatan Sumatera Selatan Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan Pada tahun 1961 1963 dia menjabat Deputi Wilayah Komando antar Daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal Pada tanggal 17 Mei 1961 bertepatan peringatan Proklamasi Kalimantan sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan Kesepakatan ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20 Mei 1962 yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan Pada 1960 1966 Hassan Basry menjadi anggota MPRS Pada tahun 1970 dia diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia Pada 1978 1982 Hassan Basry menjadi anggota DPR Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pemakaman dia dilaksanakan secara militer dengan inspektur upacara Mayjen A E Manihuruk dia dimakamkan di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan Atas jasa jasanya dia dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2001 Peran di Bidang Pendidikan SuntingHassan Basry bersama rekan rekan Kesatuan Tentara Nasional Indonesia Divisi Lambung Mangkurat para pejuang dan tokoh masyarakat membentuk Dewan Lambung Mangkurat pada tanggal 3 10 Maret 1957 Salah satu rencana kerja adalah mendirikan perguruan tinggi di Kalimantan Pada pertengahan tahun 1958 dibentuk Panitia Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai Hassan Basry 2 Pada 21 September 1958 panitia berhasil mendirikan Universitas Lambung Mangkurat dengan susunan kepemimpinan Presiden Universitas Letkol H Hasan Basry Wakil Presiden Mayor Abdul Wahab Syahranie dan Sekretaris Drs Aspul Anwar Pada awal berdirinya universitas ini terdiri atas empat fakultas yaitu Fakultas Hukum Fakultas Ekonomi Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Islamilogi Pada tanggal 1 November 1960 Universitas Lambung Mangkurat resmi sebagai perguruan tinggi negeri PTN 2 Lihat pula SuntingProklamasi KalimantanReferensi Sunting a b c d e PERANGINANGIN Marlon dkk Buku Pintar Pahlawan Nasional Batam Scientific Press 2007 a b Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 09 Diakses tanggal 2014 07 30 Pranala luar Sunting Indonesia Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949 Diarsipkan 2023 07 16 di Wayback Machine Indonesia Detik detik Proklamasi 17 Mei 1949 Diarsipkan 2016 09 16 di Wayback Machine Indonesia Brigjen H Hassan Basry Diarsipkan 2017 08 13 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Hasan Basry amp oldid 24365976