www.wikidata.id-id.nina.az
Gereja Katedral Makassar atau Gereja Paroki Hati Yesus Yang Mahakudus adalah sebuah gereja katedral Katolik bersejarah yang terletak di kota Makassar ibu kota provinsi Sulawesi Selatan Indonesia Gereja tua ini dibangun pada tahun 1898 dan selesai pada tahun 1900 dan telah mengalami dua kali renovasi dan akan menjadi tiga kali dalam waktu dekat karena proses renovasi di Gereja Katedral sementara berjalan Gereja ini berlokasi dijantung Kota Makassar yaitu di Jalan Kajaolalido No 14 Katedral MakassarGereja Katedral Paroki Hati Yesus Yang MahakudusKatedral Makassar pada tahun 2015LokasiMakassar Sulawesi SelatanNegaraIndonesiaDenominasiGereja Katolik RomaArsitekturStatusKatedralStatus fungsionalAktifAdministrasiParokiParoki Hati Yesus Yang Mahakudus Katedral MakassarKeuskupanKeuskupan Agung MakassarKlerusUskupJohannes Liku Ada Daftar isi 1 Gedung 1 1 Pemugaran Gereja Katedral pada tahun 1939 1 2 Pemboman 1943 1 3 Pembuatan plafon dan balkon baru 2 Sejarah 3 Gereja Katolik di Sulawasi Selatan dan Tenggara 4 Pengeboman Katedral Makassar tahun 2021 5 Daftar uskup dan pastor Katedral Makassar 6 Lihat juga 7 Sumber 8 Pranala luarGedung sunting nbsp inilah bentuk asli Gereja Katedral Makassar yang selesai dibangun pada tahun 1900 nbsp Katedral Makassar pada tahun 1910an Arsitek gereja ialah seorang perwira zeni yang bernama Swartbol Setelah diselesaikan pondasi tembol perwira itu berangkat ke Eropa Penggantinya ialah S Fischer seorang ahli pengairan Tetapi beberapa kali dirombak pekerjaan karena ia tidak tahu banyak mengenai arsitektur gotik sebagaimana digambar Swartbol Seorang cina bernama Thio A Tek menjadi pemborong dan pelaksana pekerjaan pembangunan Pembangunan ditunda beberapa bulan karena rangka jendela dari besi tidak kunjung tiba dari Belanda Tetapi akhirnya setelah kosijn besi tiba langsung dipasang di lobang jendela yang sudah disiapkan lebih dulu dan waktu satu bulan gedung selesai dengan menara kecil dari besi dan 20 menara mini sebagai perhiasan di pinggir atap Pada tahun 1923 seorang dermawan Mr Scharpff menghadiahkan tiga buah lonceng dan dipasang di menara besi yang besar di sebelah selatan gereja Pemugaran Gereja Katedral pada tahun 1939 sunting nbsp Mgr Nicolaus Martinus Schneiders CICM datang ke Gereja Katedral Makassar setelah beliau di tunjuk oleh Paus sebagai Uskup yang baru untuk Vikariat Apostolik Makassar Gereja Katedral mempunyai kapasitas tempat duduk sebanyak 200 buah Itu tidak cukup lagi untuk menampung seluruh umat Tambah lagi sakristi terlalu kecil dan tidak ada kursi pengakuan dan altar samping Oleh karena itu dibuat rencana untuk memperbesar dan memugar gedung gereja dengan merombak tembok samping kiri dan kanan dan menambah sakristi di bagian belakang di belakang panggung imam Yang agak sulit ialah pembongkaran kedua tembok kiri dan kanan dan merobohkan empat pilar yang menopang tembok asli gedungnya Waktu itu ada sebuah menara yang kecil di atas bubungan rangkanya besi dan sudah amat berkarat Di samping gereja sebelah selatan ada pula satu menara besar dari besi di mana digantung tiga buah lonceng Menaranya tidak estetis dan merusak pemandangan gedungnya Itu juga maka dibongkar Nah dengan bekerjasama yang baik antara Pastor dan CMS Celebes Missic Steunfonds seluruh pekerjaan diselesaikan dalam waktu kurang satu tahun Menara besi dibongkar dan didirikan menara baru yang langsung bersambung denganpintu masuk Ruang sakristi dikerjakan sampai tuntas ditambahkan dua kursi pengakuan di bagian belakang dan dua altar samping di bagian depan Renovasi selesai dalam waktu satu tahun dan Paska tahun 1940 dirayakan dalam gedung yang telah dipugar itu Pemboman 1943 sunting Tanggal 9 Oktober 1943 kota Ujung Pandang dibom oleh tentara sekutu dan satu bom yang cukup kuat jatuh kira kira 10 meter lewat gedung Katedral sebelum barat Di mana sekarang gedung kantor baru Keuskupan Akibatnya jendela warna di belakang altar rusak besar dan atap bocor Terpaksa lobang jendela di belakang altar ditutup dengan batu dan ketiga tiganya menyatu dengan tembok Perbaikan kerusakan itu berlangsung agak lambat karena sulit dapatkan barang Tetapi satu keuntungan ada seorang dermawan yang menghadiahkan kaca warna yang bagus untuk jendela jendela samping kiri kanan Kaca warna jendela itu memberi suasana khas kepada Katedral Pembuatan plafon dan balkon baru sunting Pada tahun 1978 plafon seng diganti dengan plafon dari kayu teak Dan pada tahun 1984 balkonlah yang diganti dan diperbesar sampai bisa muat 120 orang 1 Sejarah sunting nbsp Pengthabisan Mgr Gerard Martens CICM di dalam Gereja Katedral Makassar 23 Oktober 1937 Pada awalnya keberadaan umat Katolik di Sulawesi Selatan ditandai dengan dipermandikannya dua putera Makassar pada tahun 1537 Akan tetapi belum ada pastor yang menetap di Sulawesi Barulah pada tahun 1545 tibalah seorang Pastor dan menetap selama 3 tahun dan seringkali melakukan perjalanan ke pedalaman nama Pastor tersebut adalah Vicente Viegas Daerah Sulsera yang merupakan taman yang begitu luas dan subur dan bersedia menerima bibit sabda Tuhan tidak jadi dikerjakan karena kekurangan pekerja pekerjanya Maka tidak heranlah pada tahun1603 raja Gowa beserta rakyatnya masuk agama Islam dan diikuti daerah Tello dan Soppeng Walaupun raja Gowa telah memeluk agama Islam namun ia bersikap toleran sekali terhadap agama Katolik Kendala yang dihadapi datang dari pihak kompeni Belanda yang pada 19 Agustus 1660 Makassar terpaksa meletakkan senjata dan dipaksa menandatangani persetujuan di Batavia Salah satu syaratnya yaitu dalam waktu satu tahun semua orang portugis harus telah meninggalkan Makassar Dan Di bawah kekuasaan VOC orang orang Katolik dipaksa memeluk agama Protestan dan Pastor Pastornya diusir Baru pada tahun 1806 ketika Napoleon mengangkat saudaranya Louis menjadi raja Belanda Agama Katolik mendapatkan saat kebebasannya di Indonesia Tidak lama kemudian pada 10 april 1808 tibalah dua orang pastor di Batavia yang menjadi imam imam pertama yang diizinkan masuk di Indonesia di bawah pemerintahan kolonial Belanda Pada tahun 1852 Makassar telah dikunjungi oleh seorang pastor dari Batavia tetapi baru tahun 1892 datanglah seorang pastor untuk menetap di Makassar Pastor Adrianus Johannes Asselbergs ditunjuk menjadi pastor Makassar 2 Inilah awal berdirinya Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus Katedral Makassar 3 4 Gereja Katolik di Sulawasi Selatan dan Tenggara suntingDari penduduk Sulawesi Selatan dan Tenggara yang pertama dipermandikan dalam agama Katolik adalah dua putera Makassar berasal dari daerah Gowa dan dari turunan bangsawan Mereka dipermandikan di Ternate pada tahun 1537 dengan diberi nama Antonio dan Miguel Setelah pulangnya ke Sulawesi merekalah yang memperkenalkan agama Katolik kepada bangsa Bugis dan Makassar Antonio dan Miguel tidak jemu bicara tentang agamanya itu sehingga banyak orang tertarik dan ingin belajar karena pada waktu itu mereka belum masuk Islam Akan tetapi walaupun pada tahun 1525 tiga pastor bangsa Portugis telah singgah di Makassar dalam perjalanannya ke Maluku belum lagi ada seorang pastor menetap di Sulawesi Adapun antara 1539 dan 1550 seorang pedagang Portugis bernama Antonio Payva dan bertempat tinggal di Malaka sering kunjungi Sulawesi Selatan mencari barang dagangan Antonio Payva ini pembawa agama yang rajin Lagi pandai berbahasa Bugis Apabila pada tahun 1554 ia tiba di Suppa ParePare diminta padanya oleh Datu Suppa sendiri supaya ia menguraikan agama Katolik di hadapan para pembesar besarnya Demikian juga terjadi di Pangkajene Maros dan tidak lama kemudian kedua raja mengambil keputusan memohon permandian dalam agama Katolik Dengan upacara besar besar Antonio mempermandikan mereka bersama dengan keluarganya dan pengiring pengiringnya Kepada Datu Suppa ia di beri nama Luis Akan tetapi belum lagi ada seorang pastor datang di Sulawesi untuk meneguhkan mereka dalam imannya yang baru Oleh karena itu sewaktu Antonio Payva hendak pulang ke Malaka diikutsertakan pula beberapa orang sebagai utusan untuk meminta seorang pastor bagi Sulawesi Selatan St Fransiskus Xaverius yang pada zaman itu berada di India gembira sekali mendengar berita berita dari Sulawesi Konon kabarnya ia ingin ke sana tetapi tidak jadi demikian Baru pada tahun 1545 tibalah seorang pastor bernama Vicente Viegas Pastor Viegas tinggal di daerah ini selama tiga tahun dan sering kali mengadakan perjalanan di pedalaman Dari arsip pastor pastor Portugis di Lisboa dapat diketahui bahwa pada waktu itu di Baco Kiki diperdirikan suatu Gereja yang sederhana dibawah perlindungan Malaikat Agung St Rafael Disitulah Pastor Viegas mempermandikan Datu Suppa yang telah mengganti ayahnya dan juga Datu Alita Dari arsip yang sama itu dapat lagi kita ketahui bahwa umat Katolik di bagian Timur Indonesia berjumlah kurang lebih 50 000 jiwa tetapi kebanyakan mereka di Maluku Di daerah Sulawesi Selatan ribuan orang a l di Pangkajene Sidenreng ingin dipermandikan tetapi tiada pastornya Daerah Sulselra yang merupakan taman yang begitu luas dan subur Lagi sedia menerima bibit Sabda Tuhan tidak jadi dikerjakan karena kekurangan pekerja pekerjanya Maka tidak heranlah bila pada tahun 1603 Raja Gowa beserta rakyatnya masuk agama Islam diikuti daerah Tello dan Soppeng Wajo masing masing pada tahun 1607 dan 1610 Walaupun raja Gowa telah memeluk agama Islam namun ia bersikap toleran sekali terhadap agama Katolik Terlebih sesudah benteng Portugis di Malaka jatuh dalam tangan V O C dan banyak orang Portugis mengungsi ke Makassar Mereka diizinkan berdiam di sini dan pastor pastornya diberi keluasan menjalankan tugas mereka Demikian pula di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin menurut laporan Pastor Fernandez Navarette pada tahun 1658 Kesulitan kesulitan di kelak hari datang dari pihak Kompeni Belanda Sedikit demi sedikit V O C menduduki pulau pulau Indonesia dan akhirnya pada tanggal 19 Agustus 1660 Makassar pula terpaksa meletakkan senjata dan menandatangani persetujuan di Batavia Salah satu syaratnya ialah dalam waktu setahun semua orang Portugis harus telah meninggalkan Makassar Dalam pelaksanaan syarat ini Sultan Hasanuddin bertindak dengan bijaksana sehingga baru habis 5 tahun pastor Makassar yang penghabisan meninggalkan Sulawesi Dibawah kuasa V O C orang orang Katolik dipaksa memeluk agama Protestan dan pastor pastornya diusir hanyalah dipulau Flores dan Timor para pastor dapat meneruskan pekerjaannya Selama duaratus tahun tiada riwayat Gereja Katolik di Sulawesi Selatan Saat kemerdekaan agama bagi Gereja Katolik di Indonesia dibawah pemerintahan Belanda baru tiba pada tahun 1806 ketika Napoleon mengangkat saudaranya Louis menjadi raja negeri Belanda karena keduanya beragama Katolik Tidak lama kemudian yakni pada tanggal 10 April 1808 tibalah dua orang pastor Batavia menjadi imam imam Katolik yang pertama diizinkan masuk Indonesia dibawah pemerintahan kolonial Pada tahun 1852 Makassar telah dikunjungi oleh seorang pastor dari Batavia tetapi baru pada tahun 1892 datanglah seorang pastor untuk menetap di Makassar Ia sempat menyewa sebuah rumah jalan Sultan hasanuddin yang sementara waktu di pergunakan juga sebagai tempat kebaktian Enam tahun kemudian didirikan Gereja di jalan Kajaolalido yang kini menjadi Gereja Katedral Makassar setelah mengalami perubahan dan diberi menara pada tahun 1941 Pastor Makassar sering kali mengadakan perjalanan keliling pedalaman Sulawesi Selatan amp Tenggara dan mulai tahun 1912 dikunjunginya pula pulau Muna Raha dan Banggai Sambiut Karena lapangan kerjanya terlalu luas untuk hanya seorang Pastor di Makassar pada tahun 1925 Dua tahun kemudian tibalah pula suster suster yang dengan segera membuka sekolah rakyat bertempat di halaman Rajawali yang kini penuh dengan aneka macam sekolah sekolah Pada tahun 1929 di tetapkan seorang pastor di Raha dan pada tahun 1931 rumah sakit setempat mulai diselenggarakan oleh suster suster yang datang dari Makassar Juga dibuka beberapa Sekolah Rakyat di Raha dan pedalaman Muna Karena bertambahnya jumlah umat Katolik di Makassar didirikan sebuah Gereja baru di halaman Rajawali pada tahun 1933 Tahun berikutnya tibalah frater frater yang terus membuka sekolahnya mula mula hanya Sekolah Rakyat saja Di Tana Toraja agama Katolik telah juga di peroleh kemajuan dan gedung Gereja yang pertama didirikan pada tahun 1935 Pada 7 Januari 1940 rumah sakit Stella Maris membuka pintunya menerima orang orang yang sakit Apabila pecah perang Pasifik jumlah pastor pastor sudah sampai 8 yang diantaranya seorang bertempat tinggal di daerah Mamasa seorang di Makale dua di pulau Muna dan empat di kota Makassar Jumlah gereja gereja adalah 10 yakni 5 di Makassar 3 di Muna dan 2 di Tana Toraja Sekolah Katolik sudah ada 6 di Makassar dan 12 di pedalaman Jumlah umat Katolik pada waktu itu sampai 4000 Selama perang semua pastor dan hampir semua biarawan biarawati juga dimasukkan dalam tahanan oleh Jepang tetapi untunglah beberapa kali seorang pastor Jepang dan Uskupnya mengunjungi umat Katolik di Sulawesi Selatan Sesudah perang usaha usaha Gereja Katolik baik di lapangan keagamaan maupun di lapangan pendidikan dan kesehatan dibuka kembali dan diperkembangkan terus dengan lancarnya Setelah kemerdekaan tercapai penempatan pastor pastor di pedalaman tidak memenuhi halangan lagi Gereja Katolik tutur dalam pembangunan semesta dengan mendirikan bermacam macam sekolah seperti taman kanak kanak Sekolah Rakyat S R S M P S M A S G A dll Rumah Sakit baru dan rumah bersalin di buka di Makassar Makale dan Pare pare Gereja dibangunkan baik di Makassar dan Pare pare maupun di pulau Muna Tana Toraja dan daerah Luwu sering sering oleh umat Katolik setempat sendiri Pendidikan pastor pastor Indonesia begitu juga frater dan suster dapat perhatian penuh Suatu seminari menengah untuk pendidikan pastor telah dimulai di Makale pada tahun 1950 kemudian pada tahun 1953 dipindahkan ke Makassar di Jalan Gagak 90 92 Suatu tarekat Indonesia frater frater dibina pada tahun 1958 dan bagi gadis gadis yang ingin menjadi biarawati dibuka kesempatan untuk maksud itu biara suster Rajawali sejak tahun 1959 Dulu pendidikan semacam ini terdapat di Tomohon Sulawesi Utara dan para calon suster harus pergi kesitu tetapi kini mereka tidak perlu lagi pergi ke tempat yang jauh itu Gereja Katolik di Sulawesi Selatan amp Sulawesi Tenggara sebelum tahun 1937 secara organik termasuk Sulawesi Utara Manado akan tetapi dipisahkan pada tahun itu menjadi Perfektur Apostolik Kemudian statusnya dirubah lagi menjadi Vikariat Apostolik pada tahun 1948 dan akhirnya pada tanggal 24 Januari 1961 menjadi Keuskupan Agung Makassar Pada tanggal itu Sri Paus Johannes XXII mengumumkan pembentukan Hirarki Gereja di Indonesia yang berarti bahwa Gereja disini dianggap telah mencapai kedewasaannya Bentuk organisasi pimpinannya kini sama seperti di negeri negeri yang sudah lama menjadi Katolik Makassar 15 Februari 1961 oleh Nicolas Martinus Schneiders 5 Pengeboman Katedral Makassar tahun 2021 suntingArtikel utama Pengeboman Makassar 2021 Pada perayaan Minggu Palma tanggal 28 Maret 2021 Gereja Katedral Makassar menjadi sasaran bom bunuh diri Pelaku bernama Ibrahim Ibnu Andra dan disinyalir berasal dari kelompok esktremis Islam Jamaah Ansharut Daulah JAD Karena bom tersebut setidaknya 2 pelaku menjadi korban sementara itu tidak ada satupun umat Katolik yang menjadi korban dari ledakan tersebut Meski demikian 20 orang tak berdosa mengalami luka luka 6 Daftar uskup dan pastor Katedral Makassar suntingSejak gereja ini menjadi Stasi dan Paroki 7 September 1892 sampai 19 Oktober 1997 ada 61 pastor yang pernah melayaninya pastor paroki dan pastor pembantu ada 14 860 orang baptis dan 2 567 pasangan pengantin yang diberkati di gereja ini butuh rujukan Uskup Agung Makassar sejak 1961 Nama Tahun menjabat Mgr Gerald Martens CICM 1937 1948 Mgr Nicolaus Martinus Schneiders CICM 1948 1973 Mgr Dr Theodorus Lumanauw Pr 1973 1981 Mgr Dr Frans van Roessel CICM 1981 1988 1995 Mgr Dr John Liku Ada Pr 1995 sekarang Pastor yang pernah bertugas sejak 1892 Nama Jabatan Tahun Pelayanan A Asselbergs SJ 1892 1898 Timmers SJ 1898 1900 Vacum tidak ada pastor yang melayani 1900 1903 H Leemker SJ 1903 1911 J Onel SJ 1911 1913 Wintjens SJ 1913 1915 Vacum Engbers SJ Perjalanan Tugas 4x Tahun tidak jelas diketahui J Onel SJ Perjalanan Tugas 1x Kremers SJ 1917 1922 tak jelas Kapell MSC 1922 1928 C de Bruijin MSC J Spelz MSC Pendiri Paroki Raha Houtepen MSCBroker MSCW Lemmens MSC Pastor di Raha Hendriks MSC Perjalanan Tugas 1925 1933 19281929 19321932 Lasehao Tahun tidak diketahui1932 1936 B van Slobbe MSC 1933 1937 W Dekkers MSC 1936 1937 Mgr G Martens CICM 1937 1949 Ch Dekkers CICM C van Zant CICM untuk umat Pribumi J v D Eerenbemt CICM 1937 1938 eropa amp TH 19371937 Raha 1939 Kr Raja Makassar Mgr Nic Schneiders CICM Chr Eijkemans CICMA Veroort CICMG Giezenaar CICMG Menting CICM 1938 dst umat eropa Umat pribumi1937 Makale 1939 1938 sepang 1939 1938 Makale 1940 1937 p Muna 1951 PERANG DUNIA II vacuum 1942 1943 Simon Lengkong MSC 1942 1943 Wenceslaus Lengkong MSC 1943 1944 Mgr Ogihara 1943 1944 1945 Mgr Yamaguchi 1943 1944 1945 Petrus Kobayashi Pr 1944 1945 mamajang Nic Schneiders CICM 1945 dst P van Schneiders CICM 1946 P van derKrabben CICM 1946 1948 umat Pribumi Th Heurkens CICM separuh umat eropa 1946 1948 Adr De Jonge CICM 1946 1948 P van Schaik CICM 1948 J van den Eerenbeemt CICM Jules Verdurmen CICM 1948 Indo TH Eropa Theo Heurkens CICM Andre Wilbers CICMCor van de Meerendonk CICM 1947 1956 toraja 1948 1950 Eropa separuh Nov 1948 meladeni umat pribumi wilaya selatankota mamajang P van der Krabben CICM A Verschure 1958 J van den Eerenbeemt CICM Cor van de Meerendonk CICMRoger Lelecu CICMTjeerd Berkenbosch CICMJohan Stubbe CICM 1958 dst Johan Stubbe CICM 1968 J van den Eerenbeemt CICM Willy Duma Paretta CICM pastor Kapelan 1968 1970 1969 1971 Theo Heurkens CICM 1970 1971 Cor van de Meerendonk CICM 1970 1973 Ant Denissen CICM Edwin Budiman CICM 1973 1974 Gilbert Keirsbilck CICM 1974 1982 Tjeerd Berkenbosch CICM 1982 1988 Jerome Pattyn CICM 1988 1989 Lukas Paliling Pr 1989 1990 Michael Mingngau CICM 1992 Jan van Empel CICM Victor Patabang Pr pejabat sementara Herman Panggalo Pr Pejabat sementara Lukas Paliling Pr Frans Tandipau Pr 1999 2001 Piet Timan Pr dianggkat menjadi uskup banjarmasin Arie Maitino Pr Pastor Kapelan Martinus Solon Pr Asisten Tetap 2001 2007 2001 2006 Paulus Tongli Pr Carolus Patambang kapelan sementara Leo Sugiyono MSC Asisten Pastor Katedral Yoseph Doni MSC Penetapan Sementara Stephanus Chandra Pr penempatan sementaraSani Saliwardaya MSC asisten tetap Paroki Yoseph Padang Pr penempatan sementara 2007 2013 2008 20092007 200920092010 20112010 20132011 Wilhelmus Tulak Pr Fransiskus Nipa Pr Pastor Kapelan Andreas Rusdy Ugiwan Pr Asisten Tetap Paroki 2013 2013 2016 Lihat juga suntingKeuskupan Agung Makassar Daftar katedral di IndonesiaSumber sunting Dikutip dari Buku kenangan 100 tahun Gereja Katedral Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 11 24 Diakses tanggal 2022 11 24 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 08 01 Diakses tanggal 2022 11 24 100 tahun Gereja Katedral Makassar Dikutip dari Buku kenangan 100 Tahun Katedral Makassar Rakyatku Com 2021 03 28 BREAKING NEWS Bom Bunuh Diri Meledak di Halaman Gereja Katedral Makassar Rakyatku Com Diakses tanggal 2021 03 28 Pranala luar sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Makassar Cathedral Gereja Katedral Makassar Situs resmi Gereja Katedral Makassar Diarsipkan 2018 05 14 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Katedral Makassar amp oldid 25577053