www.wikidata.id-id.nina.az
Sebuah rudal balistik melewati beberapa fase penerbangan yang berbeda terjadi di hampir semua desain tersebut Mereka adalah secara berurutan fase peluncuran pendorong boost phase ketika roket pendorong utama atau tahap pertama ditembakkan fase pasca dorongan post boost phase ketika setiap perubahan menit terakhir pada lintasan dilakukan oleh bus tingkat pertama midcourse terbang bebas perjalanan tengah yang mewakili sebagian besar penerbangan ketika objek melintas lengkung dan fase terminal ketika hulu ledak mendekati target dan untuk rudal jarak jauh mulai masuk kembali atmosfer reentry Sistem perubahan berpindahnya transisi ke pelacakan peluru kendali balistik saat hulu ledak memasuki fase terminal Hulu ledak bertambah cepat saat memasuki atmosfer Bumi dan mendekati target akhir Akurasi rudal didefinisikan dengan probabilitas kesalahan melingkar circular error probability CEP yang merupakan area di mana ada kemungkinan 50 dari serangan rudal 1 Fase fase ini sangat penting ketika membahas konsep pertahanan rudal balistik Setiap fase memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam melakukan intersepsi serta hasil yang berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap serangan secara keseluruhan Misalnya pertahanan yang terjadi selama fase terminal sering kali paling sederhana dalam istilah teknis karena mereka hanya memerlukan rudal jarak pendek dan radar Namun pertahanan terminal juga menghadapi masalah target yang paling sulit beberapa hulu ledak yang dirilis selama fase pasca dorongan Sebaliknya pada fase pendorong sulit dibangun karena mereka harus ditempatkan dekat dengan target dan yang terpenting keberhasilan menghancurkan semua hulu ledak dan sasaran Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub orbit melalui jalur balistik Peluncuran ICBM memiliki tiga fase penerbangan yang berbeda Selama fase boost roket meluncurkan hulu ledak dengan kecepatan tinggi di atas atmosfer di mana ia terus jatuh bebas melalui ruang hampa udara Fase jalan tengah dimulai dengan roket memisahkan dari hulu ledak yang terus terarahd ratusan kilometer di atas Bumi Fase reentry atau terminal fase turunnya hulu ledak pada kecepatan tinggi kembali melalui atmosfer bumi ke tanah Rudal balistik pertama adalah roket V 2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930 an dan 1940 an Trayektori lintasan rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfer bumi Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur TEL kapal pesawat dan kapal selam Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket Ketika berada di sub orbit dan tidak ada lagi dorongan rudal memasuki tahap terbang bebas Untuk mencapai jangkauan yang jauh rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub orbit Peluru kendali balistik antar benua dapat mencapai jarak sekitar 1 200 km Dalam peluncuran rudal balistik ada 3 fase utama Fase Boost Fase di mana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket ketinggian tergantung jarak tempuh rudal untuk ICBM bisa mencapai 400 Km Fase Mid course Fase di mana rudal berada di luar atmosfer bumi pada fase ini rudal melepaskan Reentry Vehicle RV yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan Fase Re entry Terminal Fase di mana RV memasuki atmosfer rata rata dari ketinggian 100 Km Kecepatan sekitar 4 Km s Daftar isi 1 Sistem panduan 2 Circular error probable 3 Perbedaan peluru kendali balistik dan jelajah 4 ReferensiSistem panduan suntingTeknologi panduan peluru kendali umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kategori dengan pembagian kategori luas adalah panduan aktif pasif dan preset Rudal dan bom berpemandu umumnya menggunakan jenis sistem panduan yang serupa perbedaan antara keduanya adalah bahwa rudal didukung oleh mesin di atas kapal sedangkan bom berpandu bergantung pada kecepatan dan ketinggian pesawat terbang peluncur untuk penggerak 2 Sistem panduan dibagi menjadi beberapa kategori berbeda berdasarkan apakah mereka dirancang untuk menyerang target yang tetap atau bergerak Senjata senjata tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori besar Go to target GOT dan sistem panduan Go on location in space GOLIS Rudal GOT dapat menargetkan target bergerak atau tetap sedangkan senjata GOLIS terbatas pada target diam Lintasan yang diambil oleh rudal saat menyerang target yang bergerak tergantung pada pergerakan target Juga target bergerak dapat menjadi ancaman langsung kepada pengirim rudal Target perlu dihilangkan secara tepat waktu untuk menjaga integritas pengirim Dalam sistem GOLIS masalahnya lebih sederhana karena target tidak bergerak Apa pun mekanisme yang digunakan dalam sistem panduan menuju ke lokasi dalam ruang angkasa mekanisme tersebut harus berisi informasi yang telah ditetapkan tentang target Karakteristik utama sistem ini adalah tidak adanya pelacak target Komputer penuntun dan pelacak rudal terletak di rudal Kurangnya pelacakan target di GOLIS tentu menyiratkan panduan navigasi Panduan navigasi adalah semua jenis panduan yang dijalankan oleh sistem tanpa pelacak target Dua unit lainnya berada di atas rudal Sistem ini juga dikenal sebagai sistem panduan mandiri Namun mereka tidak selalu sepenuhnya otonom karena pelacak rudal yang digunakan Mereka dibagi lagi oleh fungsi pelacak misil mereka sebagai berikut GOLIS system Sepenuhnya otonom Sistem di mana pelacak rudal tidak bergantung pada sumber navigasi eksternal dan dapat dibagi menjadi Bimbingan Sistem Navigasi InersiaDengan panduan gyro gimbal gyro cair maupun gyro laser Dengan panduan strapdown inertial guidance Panduan seting preset 3 dd Bergantung pada sumber alami Sistem panduan navigasi tempat pelacak rudal bergantung pada sumber eksternal alami Celestial guidance Bimbingan Astro inersia guidance 4 5 Panduan terestrialPengintaian topografi Contoh TERCOM Pengintaian foto Contoh DSMAC Bimbingan guidance magnetik dd Bergantung pada sumber buatan Sistem panduan navigasi tempat pelacak rudal bergantung pada sumber eksternal buatan Navigasi satelitGlobal positioning system GPS Global navigation satellite system GLONASS Navigasi hiperbolik DECCA LORAN C dd dd Pada sistem peluru kendali balistik Agni India pada fase Mid course menggunakan bimbingan panduan Giroskop ring laser sistem navigasi inersia dengan panduan satelit GPS NavIC pada fase Terminal menggunakan bimbingan pencitraan imaging pemandu inframerah radar scene correlation panduan radar aktif Pada sistem peluru kendali balistik Iskander Rusia menggunakan bimbingan panduan sistem navigasi inersia DSMAC optik Iskander M TERCOM Iskander K penggunaan GPS GLONASS adalah tambahan panduan inersia 6 dan terminal homing optik DSMAC dengan akurasi CEP 5 7 m Iskander M Pada sistem peluru kendali balistik Arrow Israel menggunakan bimbingan panduan dual mode seeker pemandu inframerah dan panduan radar aktif dengan akurasi sekitar 4 m 13 ft dari target dengan steering Thrust vectoring dan empat sirip fin kontrol aerodinamik Pada sistem peluru kendali balistik DF 21 China menggunakan bimbingan panduan sistem navigasi inersia bimbingan terminal panduan radar aktif dengan akurasi DF 21 700m DF 21A 50m DF 21B 10m CEP dengan Sistem Satelit Navigasi BeiDou dan radar aktif 7 China menggunakan beberapa satelit pada sistem rudal balistiknyaCina baru baru ini meluncurkan serangkaian satelit untuk mendukung upaya ASBM nya peluru kendali balistik anti kapal Satelit elektro optik Yaogan VII 9 Desember 2009 Satelit radar aperture sintetis Yaogan VIII 14 Desember 2009 Konstelasi Sistem Pengawasan Kelautan Yaogan IX NOSS 3 satelit dalam formasi 5 Maret 2010 8 Konstelasi Sistem Pengawasan Kelautan Yaogan XVI NOSS 25 November 2012 China dilaporkan sedang mengerjakan radar Over the horizon untuk menemukan target ASBM Uji coba rudal dilakukan terhadap target di gurun Gobi pada Januari 2013 9 10 Circular error probable sunting nbsp CEP concept and hit probability 0 2 outside the outmost circle CEP adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris circular error probability atau circular error probable Dalam balistik CEP dipakai sebagai ukuran tingkat akurasi sebuah sistem senjata khususnya peluru kendali balistik CEP didefinisikan sebagai garis tengah lingkaran di mana menjadi titik jatuhnya sebuah misil bom atau proyektik 11 12 13 14 15 Contohnya Trident II memiliki CEP 90 meter yang berarti hulu ledak akan jatuh di sebuah titik dalam radius 90 meter dengan tingkat kesalahan 50 Hulu ledak LGM 30 Minuteman III mempunyai CEP 275 meter Dalam konfigurasi yang paling akurat Joint Direct Attack Munition memiliki CEP 13 meter atau bahkan kurang jika memakai panduan dari GPS Perbedaan peluru kendali balistik dan jelajah suntingMenurut Federasi Ilmuwan Amerika rudal balistik adalah rudal yang memiliki lintasan balistik di sebagian besar jalur penerbangannya Begitu rudal membakar bahan bakar yang mendorongnya rudal itu terus bergerak seperti peluru setelah dipecat dari pistol Begitu bahan bakar habis arah rudal tidak bisa diubah Dia mengikuti jalan yang ditentukan oleh kecepatan peluncurannya dan gaya gravitasi yang mencoba menariknya kembali ke permukaan bumi Akhirnya gravitasi memandu rudal dan muatannya yang mungkin merupakan bahan peledak senjata kimia atau biologi atau perangkat nuklir mengarah ke sasarannya 16 Rudal balistik berbeda dengan rudal jelajah Rudal jelajah terbang dalam garis yang relatif lurus dan di tempat yang lebih rendah berkat propelan roket Jika jalur penerbangan rudal balistik membentuk busur maka rudal jelajah jalurnya mendekati garis lurus Sederhananya rudal peluru kendali balistik adalah rudal yang terbang mencapai ketinggian dimana rudal berada di luar atmosfer yang kemudian akan kembali ke atmosfer dan jatuh ke target yang sudah ditentukan Sedangkan rudal peluru kendali jelajah adalah rudal yang terbang pada ketinggian rendah mengikuti kontur daratan untuk menghindari radar Rudal balistik meluncur ke ketinggian sangat tinggi bahkan bisa jadi mengorbit lalu menghunjam ke sasaran dari atas Yang diandalkan rudal ini adalah kecepatannya dimana pencegatan hanya bisa dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan tergolong sulit dan rumit dan ketika sudah masuk terminal phase rentang waktunya sangat sempit dan sangat berisiko meskipun sukses Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub orbit melalui jalur balistik Berbeda dengan rudal jelajah Kurang lebih sesuai namanya rudal jelajah menjelajah di ketinggian rendah mengikuti peta yang dia bawa untuk menuju ke sasaran Rudal ini bisa bermanuver untuk mengikuti rute yang sudah terprogram sehingga bisa menghindari posisi radar musuh agar sukses mencapai sasaran Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan mesin tenaga penggerak biasanya Mesin jet sehingga mampu terbang jauh Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau subsonik menggunakan sistem kendali otomatis dan dapat terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar 17 Rudal balistik pertama mulai digunakan selama Perang Dunia II ketika tentara Jerman menggunakan rudal balistik yang disebut V 2 untuk menyerang London Pertahanan udara Inggris yang dirancang untuk menghentikan pesawat tidak bisa menghentikan V 2 karena roket roket tersebut terbang terlalu tinggi ke atmosfer bagian atas dan bergerak terlalu cepat Setelah perang Amerika dengan bantuan teknologi dan ilmuwan Jerman yang tertangkap membangun persenjataan rudal balistik antarbenua ICBM yang mampu melepaskan nuklir di sisi lain dunia Uni Soviet dan China juga membangun ICBM Referensi sunting Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 12 04 Diakses tanggal 2020 05 06 Eshel David 2010 02 12 Israel upgrades its antimissile plans Aviation Week amp Space Technology Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 05 09 Diakses tanggal 2010 02 13 Chapter 15 Guidance and Control Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 01 04 Diakses tanggal 2020 05 06 Morrison Bill SR 71 contributors Feedback column Aviation Week and Space Technology 9 December 2013 p 10 Trident II D 5 Fleet Ballistic Missile Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 06 20 Diakses tanggal June 23 2014 Dmitrij Rogozin Iskandery budut razmesheny v Kaliningrade Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2014 Diakses tanggal 23 December 2014 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Duncan Lennox ed Jane s Strategic Weapon Systems 51st ed Coulsdon Surrey U K Jane s Information Group 2010 Chinese Anti ship Missile Could Alter U S Power Wendell Minnick Defense News p6a 5 April 2010 CRS RL33153 China Naval Modernization Implications for U S Navy Capabilities Background and Issues for Congress PDF Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 08 16 Diakses tanggal 2020 05 06 Daniel DeFraia China tests DF 21D missile on mock US aircraft carrier in Gobi desert GlobalPost Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 05 04 Diakses tanggal 2020 05 06 Circular Error Probable CEP Air Force Operational Test and Evaluation Center Technical Paper 6 Ver 2 July 1987 p 1 Nelson William 1988 Use of Circular Error Probability in Target Detection PDF Bedford MA The MITRE Corporation United States Air Force Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2017 02 23 Diakses tanggal 2020 05 06 Ehrlich Robert 1985 Waging Nuclear Peace The Technology and Politics of Nuclear Weapons Albany NY State University of New York Press hlm 63 Circular Error Probable CEP Air Force Operational Test and Evaluation Center Technical Paper 6 ver 2 July 1987 p 1 Payne Craig ed 2006 Principles of Naval Weapon Systems Annapolis MD Naval Institute Press hlm 342 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 06 Diakses tanggal 2020 05 06 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 18 Diakses tanggal 2020 05 06 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Fase penerbangan peluru kendali balistik amp oldid 23867074