www.wikidata.id-id.nina.az
Dinasti Buwayhiyah dirujuk kepada keturunan Abu Syuja Buwaih dari daerah Dailam atau disebut juga dengan Bani Buwaih di mana keturunannya mampu mengendalikan kekuasaan dan sangat berpengaruh pada suatu masa dalam rentang kekuasaan Khilafah Abbasiyah di Bagdad yaitu pada TAHUN 934 1055 M Daftar isi 1 Latar Belakang 2 Perebutan Kekuasaan 3 Kemunduran 4 ReferensiLatar Belakang SuntingBerawal dari tiga orang putera Abu Syuja Buwaih seorang pencari ikan yang tinggal di daerah Dailam yaitu Ali Hasan dan Ahmad Untuk keluar dari tekanan kemiskinan tiga bersaudara ini memasuki dinas militer yang ketika itu dipandang banyak mendatangkan rezeki Pada mulanya mereka bergabung dengan pasukan Makan Ibn Kali salah seorang panglima perang Khilafah Abbasiyah dari Dailam Setelah pamor Makan Ibn Kali memudar mereka kemudian bergabung dengan panglima Mardawij Ibn Zayyar al Dailamy Karena prestasi mereka Mardawij mengangkat Ali menjadi gubernur al Karaj dan dua saudaranya diberi kedudukan penting lainnya Dari al Karaj itulah ekspansi kekuasaan Bani Buwaih bermula Pertama tama Ali berhasil menaklukkan daerah daerah di Persia dan menjadikan Syiraz sebagai pusat pemerintahan Ketika Mardawij meninggal Bani Buwaih yang bermarkas di Syiraz itu berhasil menaklukkan beberapa daerah lain seperti Rayy Isfahan dan daerah daerah Jabal Ali berusaha mendapat legalisasi dari khalifah Abbasiyah al Radhi Billah dan mengirimkan sejumlah uang untuk perbendaharaan negara Ia berhasil mendapatkan legalitas itu Kemudian ia melakukan ekspansi ke Irak Ahwaz dan Wasith Perebutan Kekuasaan SuntingKetika pusat pemerintahan di Baghdad sedang dilanda kekisruhan politik akibat perebutan jabatan Amir al Umara antara wazir dan pemimpin militer Para pemimpin militer meminta bantuan kepada Ahmad Ibn Buwaih yang berkedudukan di Ahwaz Permintaan itu dikabulkan Ahmad dan pasukannya tiba di Baghdad pada tanggal Jumadil ula 334 H 945 M Ia disambut baik oleh khalifah dan langsung diangkat menjadi Amirul Umara penguasa politik negara dengan gelar Mu izz al Daulah Saudaranya Ali Ibn Buwaih yang memerintah di bagian selatan Persia dengan pusatnya di Syiraz diberikan gelar Imad al Daulah dan Hasan Ibn Buwaih yang memerintah di bagian utara Isfahan dan Rayy dianugerahi gelar Rukn al Daulah Sejak itu sebagaimana terhadap para pemimpin militer Turki sebelumnya para khalifah tunduk kepada Bani Buwaih Pada masa pemerintahan Bani Buwaih ini para khalifah Abbasiyah benar benar tinggal namanya saja Pelaksanaan pemerintahan sepenuhnya berada di tangan amir amir Bani Buwaih Keadaan khalifah lebih buruk daripada masa sebelumnya terutama karena Bani Buwaih adalah penganut aliran Syi ah sementara Bani Abbas adalah Sunni Selama masa kekuasaan Bani Buwaih sering terjadi kerusuhan antara kelompok Ahlussunnah dan Syi ah pemberontakan tentara dan sebagainya Setelah Baghdad dikuasai Bani Buwaih memindahkan markas kekuasaan dari Syiraz ke Baghdad Mereka membangun gedung tersendiri di tengah kota dengan nama Dar al Mamlakah Meskipun demikian kendali politik yang sebenarnya masih berada di Syiraz tempat Ali Ibn Buwaih saudara tertua bertahta Dengan kekuatan militer Bani Buwaih beberapa dinasti kecil yang sebelumnya memerdekakan diri dari Baghdad seperti Bani Hamdan di wilayah Syria dan Irak Dinasti Samaniyah dan Ikhsyidiyah dapat dikendalikan kembali dari Baghdad Sebagaimana para khalifah Abbasiyah periode pertama para penguasa dari Bani Buwaih mencurahkan perhatian secara langsung dan sungguh sungguh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kesusasteraan Pada masa Bani Buwaih ini banyak bermunculan ilmuwan besar di antaranya al Farabi w 950 M Ibn Sina 980 1037 M al Farghani Abdurrahman al Shufi w 986 M Ibn Maskawaih w 1030 M Abu al Ala al Ma arri 973 1057 M dan kelompok Ikhwan al Shafa Jasa Bani Buwaih juga terlihat dalam pembangunan kanal kanal masjid masjid beberapa rumah sakit dan sejumlah bangunan umum lainnya Kemajuan tersebut diimbangi dengan laju perkembangan ekonomi pertanian perdagangan dan industri terutama permadani Kemunduran SuntingKekuatan politik Bani Buwaih tidak lama bertahan Setelah generasi pertama tiga bersaudara tersebut kekuasaan menjadi ajang pertikaian di antara anak anak mereka Masing masing merasa paling berhak atas kekuasaan pusat Misalnya pertikaian antara Izz al Daulah Bakhtiar putera Mu izz al Daulah dan Adhad al Daulah putera Imad al Daulah dalam perebutan jabatan amir al umara Perebutan kekuasaan di kalangan keturunan Bani Buwaih ini merupakan salah satu faktor internal yang membawa kemunduran dan kehancuran pemerintahan mereka Faktor internal lainnya adalah pertentangan dalam tubuh militer antara golongan yang berasal dari Dailam dengan keturunan Turki Ketika Amir al Umara dijabat oleh Mu izz al Daulah persoalan itu dapat diatasi tetapi manakala jabatan itu diduduki oleh orang orang yang lemah masalah tersebut muncul ke permukaan mengganggu stabilitas dan menjatuhkan wibawa pemerintah Sejalan dengan makin melemahnya kekuatan politik Bani Buwaih makin banyak pula gangguan dari luar yang membawa kepada kemunduran dan kehancuran dinasti ini Faktor faktor eksternal tersebut di antaranya adalah semakin gencarnya serangan serangan Bizantium ke dunia Islam dan semakin banyaknya dinasti dinasti kecil yang membebaskan diri dari kekuasaan pusat di Baghdad Daulah daulah itu antara lain dinasti Fathimiyah yang memproklamasikan dirinya sebagai pemegang jabatan khalifah di Mesir Ikhsyidiyah di Mesir dan Syria Hamdan di Aleppo dan lembah Furat Ghaznawi di Ghazna dekat kabul dan akhirnya Dinasti Seljuk berhasil merebut kekuasaan dari tangan Bani Buwaih Referensi SuntingSejarah Bani Abbasiyyah Muhammad syu ub Terbitan PT Bulan Bintang Tarikh Islamy Ibn Khaldun Al Bidaayah Wan Nihaayah Ibn Katsir Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Dinasti Buwaihi amp oldid 18051468