Dadapayam adalah sebuah desa di kecamatan Suruh, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terletak di Kec. Suruh, Kab. Semarang, tepatnya di 15 km arah timur dari Kota Salatiga dan 64 km dari Kota Semarang. Desa Dadapayam mempunyai 13 Dusun 7 RW yaitu dusun Krajan, Pojok, Ngenjer, Bulu, Ngroto, Gempol, Kringin, Jambe, Plaosan, Blimbing, Janglengan, Plasan dan Kleco. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pucung dan Tukang, sebelah timur Kabupaten Boyolali, Selatan dengan desa Cukilan, Utara dengan Rejosari dan Lembu.
Dadapayam | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Semarang |
Kecamatan | Suruh |
Kode pos | 50776 |
Kode Kemendagri | 33.22.04.2017 |
Luas | 8,4687 km² |
Jumlah penduduk | 5.380 jiwa |
Kepadatan | 680 jiwa/km² |
Dapat ditempuh dari Kota Salatiga melalui Jalan Nanggulan kearah timur melalui Jln. Salatiga-Dadapayam sekitar 35 menit, atau bisa diakses melalui Jalan Pattimura kemudian melalui Jalan Salatiga - Semowo sekitar 20 Menit dengan mobil. Kondisi jalan beraspal, tetapi ada beberapa kondisinya bergelombang dan amblas di daerah Dusun Blimbing dan Plaosan, penerangan jalan di malam hari hanya disebagian jalan.
Etimologi sunting
Nama Dadapayam tidaklah asing bagi warga sekitar Kota salatiga, asal kata Dadapayam pun masih menjadi perdebatan. Daerah yang spesifik disebut Dadapayam ialah merujuk pada dusun Krajan yang menjadi pusat pemerintahan.
Dadap sendiri bisa merujuk pada sejenis Pohon Dadap atau Alas Dadap (di barat dusun Krajan), atau berasal dari Mbok Rondo Dadapan, sedangkan ayam mungkin berasal dari ayam yang dipelihara oleh cindelaras (Legenda Cindelaras http://dadapayamds.blogspot.com/2020/01/legenda-curi-buthak-dadapayam.html 2021-11-17 di Wayback Machine.)
Sebelum era kolonial daerah ini merupakan perkampungan dengan segelintir rumah penduduk dengan mata pencaharian penduduknya sebagai petani (Padi, Jagung, singkong Palawija) padi mungkin ditanam sekali setahun (belum mengenal padi gogo). pada masa kolonial Dadapayam merupakan pos pertahanan Belanda yang berbatasan dengan Kesultanan Surakarta (Gilirejo). pada masa ini banyak perubahan dimasyarakat, pengenalan teknik bertani, dan menanam berbagai jenis tanaman pangan, dan juga pembangunan Bendung Dres, menjadikan desa ini salah satu pusat ekonomi di daerah timur Salatiga.
Geografi sunting
Ketinggian tempat bervariasi antara 250 - 500 MDPL daerah selatan mempunyai udara yang sejuk sedangkan bagian utara lebih panas. Terletak di bagian barat dari pegunungan Kendeng, dan terletak di sebelah timur dari rangkaian pegunungan vulkanik Ungaran - Merapi. Dilalui oleh salah satu anak sungai dari Kali Tuntang yaitu Sungai Bancak (Kali Gobak) yang merupakan sumber daya air yang penting untuk kebutuhan irigasi di musim hujan.
Iklim sunting
Normalnya awal musim hujan dimulai pada minggu ke-2 Oktober, dengan puncak musim hujan bulan Februari dengan curah hujan antara 450 – 660 mm dan mulai mengalami peralihan musim ke kemarau pada bulan April-Juni. Suhu harian antara 28-33 °C, dengan suhu terendah 18 derajat pada bulan Agustus - September, suhu tertinggi 35 derajat pada bulan Oktober. Karena terletak diantara pertemuan udara kering dan panas dari selatan-tenggara dan udara lembab dan dingin dari utara-barat laut menyebabkan daerah ini sering dilanda angin ribut atau puting beliung, tercatat kurang lebih 3 kejadian antara tahun 2000-2014. pola ini mungkin terkait dengan fenomena El Nino yaitu siklus 4-7 tahun sekali.
Iklim di sini adalah tropis. Hampir sebagian besar bulan ditandai dengan curah hujan yang signifikan. Musim kemarau singkat memiliki dampak yang kecil. Menurut Köppen dan Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai Am. Di Dadapayam, suhu rata-rata tahunan adalah 24.7 °C.
Desa Dadapayam memiliki iklim Monsoon (muson) terdapat 2 musim , yaitu musim Penghujan dan musim Kemarau. Musim hujan Normalnya dimulai pada minggu pertama Oktober untuk wilayah utara ( Krajan, Pojok, Bulu, Ngenjer, Ngroto dan Gempol) minggu ketiga Oktober untuk wilayah selatan (Jambe, Kringin, Plaosan, Blimbing, Jangglengan, Plasan dan Kleco). Tentunya panjang musim hujan dan kemarau terpengaruh oleh El nino dan La Nina serta kondisi anomali iklim setempat seperti suhu muka laut selatan Jawa dan laut Jawa. Daerah perlambatan angin di sepanjang bagian tengah Jateng bagian timur turut menentukan pembentukan awan hujan pada saar musim Kemarau.
Berdasarkan ZOM (Zona Musim) analisa BMKG , Desa Dadapayam masuk ke ZOM 135 secara keseluruhan, namun berdasarkan anomali musiman seperti awal musim penghujan dan sifat hujan musim kemarau dibagi menjadi 2 ZOM, Dadapayam bagian utara ( Krajan, Pojok, Bulu, Ngenjer, Ngroto dan Gempol) cenderung memiliki sifat hujan seperti ZOM 126 (30%) seperti Desa Rejosari dan sebagian besar Pucung, sedangkan Dadapayam bagian selatan cenderung memiliki sifat hujan mutlak ZOM 135. Menurut BMKG, ZOM 126 memiliki curah hujan lebih tinggi pertahun yaitu 1667 mm, dengan kemarau normalnya dimulai minggu kedua Mei, sedangkan awal musim hujan di mulai Minggu ketiga September. sedangkan ZOM 135 Awal musim hujan minggu kedua Oktober dan Awal musim kemarau minggu kedua Mei, dengan curah hujan 1505mm pertahun. ini didapat dari data iklim BMKG 1980-2010.
Lebih spesifik berdasarkan daerah yang diamati, dengan hasil curah hujan di Dadapayam Selatan lebih tinggi yaitu 2515 mm sedangkan Dadapayam Utara mempunyai curah hujan lebih rendah yaitu 2433mm per tahun. perbedaan juga terdapat pada suhu harian rata-rata, puncak musim hujan dan puncak kemarau, serta suhu tertinggi dan terendah rata-rata Perbedaan antara utara dan selatan ini selain karena terletak di batas Zona Musim juga karena perbedaan ketinggian dari muka laut yang berpengaruh pada suhu harian dan curah hujan.
Sebaran hujan pada awal musim hujan biasanya kondisi normal Dadapayam Utara akan mendapat hujan lebih awal yaitu mulai bulan september sudah akan turun hujan dan memasuki musim hujan pada minggu oktober awal, sebaran hujan hanya sampai di selatan Dsn Krajan di daerah Curi Buthak.
Puncak musim hujan Dadapayam Utara pada bulan Januari 344 mm curah hujan terendah bulan Agustus 57 mm ,suhu terendah pada bulan Juli 24.9 Celcius dan bulan terpanas Okober 26.7 Celcius. uniknya untuk sifat hujan pada musim penghujan dan awal musim kemarau Dadapayam Utara cenderung mengikuti Sifat ZOM 135 walaupun tidak menyeluruh ( 60% sifat ZOM 126, 40% sifat ZOM 135).
Sedangkan Dadapayam Selatan memasuki awal musim hujan pertengahan sampe akhir oktober, dan awal musim kemarau jauh lebih awal yaitu awal mei, Wilayah selatan kemarau lebih panjang namun curah hujan lebih tinggi dibandingkan utara. Puncak hujan pun berbeda yaitu bulan maret 354 mm curah hujan terendah 53 mm bulan agustus, suhu terendah bulan juli 24 celcius. sifat hujan 100% ZOM 135. Di utara musim kemarau yang pendek dan sebaran puncak hujan yang tidak terlalu signifikan perbedaan per bulannya bermanfaat dalam cocok tanam padi, awal hujan bulan September dan masih mendapat hujan sampe bulan Juni. Perlu diwaspadai daerah rawan puting beliung yaitu dusun Krajan, Pojok, Ngroto, Gempol (Berdasarkan Data sejak 2004 sudah terjadi 5 kali kejadian) Perlu diwaspadai daerah rawan longsor Dusun Jambe, Blimbing, Janglengan .
Kondisi Alam sunting
Kontur desa di bagian selatan didominasi oleh lipatan-lipatan tekno-vulkanik, efek dari kompresi di akibat tumbuhnya gunung Merbabu, bagian utaranya datar dengan lebar kurang dari 3 km inilah batas dari kompresi tekto-vulkanik. Batuan yang tersingkap di lembah sungai didominasi oleh batuan gamping, batu lempung, tuf gamping, serta batu batupasir. Di sebelah barat ada perbukitan gunung tengis-santen ini merupakan pegunungan lipatan akibat runtuhnya gunung Soropati. Desa Dadapayam masuk kategori risiko gempa sedang - berat dikarenakan terletak 10 km di sebelah timur Sesar Rawapening dengan potensi gempa Magnitudo 6 Mw. dan terletak di selatan Kendeng Thrust dan Sesar Lasem sehingga perlu diwaspadai dalam pembangunan perumahan yang tahan gempa.
Secara terperinci, topografi atau bentuk permukaan tanah Dadapayam terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Daerah topografi bergelombang dengan persentase + 65%, yaitu Dusun Jangglengan, Dusun Blimbing, Dusun Jambe.
- Daerah topografi miring dengan persentase + 25%, yaitu Dusun Krajan, Dusun Pojok, Dusun Bulu & Dusun Ngroto
Jenis tanah di Dadapayam sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tanah latosol, litosol & Lempung. Tanah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah. Warna tanahnya merah, coklat tua hingga kekuning-kuningan. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit. Tanah ini sangat tipis ketebalan antara 10 - 20 CM, dengan bagian bawah tanah padas. Tanah latosol sangat baik untuk tanaman padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan Karet, Sirsak, Kakao, Kopi, Jati , & Sengon. Dengan produktivitas sedang hingga tinggi.
Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Bahan pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini juga disebut tanah azonal. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Bahan pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini jugs disebut tanah azonal. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
Tanah Lempung adalah tanah yang kurang stabil dan rawan longsor . cocok ditanami tanaman palawija dan tanaman keras.
Administratif sunting
Jumlah RW sebanyak 7 RW dengan 13 Dusun
Nama | RW | Jumlah RT |
---|---|---|
Krajan | 1 | 8 |
Pojok | 2 | 7 |
Ngenjer | 3 | 2 |
Bulu | 3 | 4 |
Ngroto | 4 | 4 |
Gempol | 4 | 2 |
Ngringin | 5 | 2 |
Jambe | 5 | 6 |
Plaosan | 5 | 2 |
Blimbing | 6 | 6 |
Jangglengan | 7 | 4 |
Plasan | 7 | 1 |
Kleco | 7 | 1 |
Demografi sunting
Dengan jumlah penduduk 5.841 jiwa pada tahun 2020, Penduduk Pria 2.912 Penduduk Wanita 2.931, dengan penduduk beragama Islam 99,8 % (5745 jiwa) Kristen Protestan 0.2% (11 Jiwa di Dusun Jangglengan).
Tingkat Pendidikan sunting
Sabagian besar penduduk lulusan SD 52%, SMP 17%, SMA 9%, Diploma & Sarjana 2% & Tidak Sekolah 17%.
Ekonomi sunting
Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani, buruh lepas dan pedagang. Banyak warga desa yang merantau ke Sumatera. Akibatnya daerah ini menjadi daerah pinggiran dan kurang berkembang. dulu pasar Dadapayam lumayan maju dan ramai, tetapi penggerak ekonomi ini kian hari semakin sepi dan tidak berkembang, pusat perdagangan lebih berkembang di Pasar Kalimaling dan Pasar Wates. Analisa melemahnya perdagangan :
- Infrastruktur jalan Kabupaten & Desa yang rusak parah (Sebelum tahun2012)
- Penduduk Desa banyak yang merantau ke Luar Daerah (Sumsel, Lampung, Jakarta)
- Sebagian besar pemuda memilih mencari pekerjaan di luar desa
- Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat
Namun sekarang ini sejumlah perbaikan mulai tampak , jalan yang di aspal ulang dan pelatihan serta penyuluhan dibidang pertanian mulai tampak dilakukan. Komoditi yang dikembangkan ialah Padi, Jagung dan Kacang tanah. Tanaman produksi seperti Jati, Sengon dan Karet mulai dibudidayakan. peralihan lahan Jati menjadi Karet dan Sengon menjadikan lahan lebih produktif.
Pendidikan sunting
Terdapat 5 TK/PAUD, 3 SD Negeri (SDN Dadapayam 1, 2 & 3), 2 MI Swasta, 1 SMP Swasta (SMP Islam Sudirman), 2 Pondok Pesantren.
Transportasi sunting
Terdapat angkutan desa PP dari Pasar Dadapayam - Cukilan - Sumberejo - UjungUjung - Kalibening - Nanggulan - Pasar Blauran Salatiga.
Objek Wisata sunting
- Curi Buthak - Dusun Krajan
- Air terjun Gedad - Dusun Bulu
- Air Terjun Sabrangan - Dusun Bulu
- Goa Winong - Dusun Krajan
- Kali Gobak - Dusun Krajan
Kesenian sunting
- Rodad
- Reog
- Drumblek
- Merti Desa
Kesehatan sunting
Puskesmas UPTD Dadapayam
Olah Raga sunting
Lapangan Dadapayam