Cemukiran (aksara Jawa: ꦕꦼꦩꦸꦏꦶꦂꦫꦤ꧀) adalah salah satu motif batik Jawa yang memiliki kemiripan dengan batik parang. Batik cemukiran biasanya memiliki latar belakang warna putih. Bentuk ragam hias cemukiran menyerupai nyala api yang berulang-ulang. Biasnaya motif ini digunakan pada pinggiran kain batik. Motif ini dianggap melambangkan kesaktian atau kepahlawanan.
Penggunaan sunting
Karena cemukiran dimaknai sebagai perlambang kekuasaan, maka batik ini kadang digolongkan ke dalam motif batik larangan, yakni batik-batik yang hanya boleh digunakan oleh kerabat keraton, utamanya raja atau putra mahkota.
Catatan kaki sunting
- Elliott, Inger McCabe (2013-01-08). Batik: Fabled Cloth of Java (dalam bahasa Inggris). Tuttle Publishing. ISBN 978-1-4629-0869-1.
- Sobandi, Ariesa Pandanwangi, Belinda Sukapura Dewi, Arleti Mochtar Apin, Nuning Yanti Damayanti, Anna Sungkar, Cama Juli Rianingrum, Atridia Wilastrina, Dina Lestari, Nurul Primayanti, Sigit Purnomo Adi, Bandi (2021-10-22). Peradaban Batik. Ideas Publishing. ISBN 978-623-234-188-3.
- Smend, Rudolf; Harper, Donald (2011-11-15). Batik, Traditional Textiles of Indonesia: From The Rudolf Smend & Donald Harper Collections (dalam bahasa Inggris). Tuttle Publishing. ISBN 978-1-4629-1831-7.
- Carlo, Ivone de (2020). BatikPedia - Kumpulan Istilah Penting dalam Dunia Batik. Penerbit Andi. ISBN 978-623-01-0883-9.
- "7 Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta dan Makna Yang Terkandung Didalamnya". fitinline.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-07.
- "Jangan Sembarangan, 3 Motif Batik Ini Hanya untuk Para Raja". suara.com. 2019-10-09. Diakses tanggal 2023-01-07.